Indonesiadaily.net – Orang yang berkepribadian introvert tidak terlalu senang banyak berbicara dan hanya akan berbicara seperlunya kepada orang yang baru ia kenal.
Seorang introvert juga kerap dianggap sebagai orang yang pendiam.
Ada beberapa alasan mengapa seorang introvert pendiam, apa saja itu?
1. Malu
Orang yang berkepribadian introvert cenderung malu untuk berbicara di hadapan orang yang baru ia kenal.
Ia hanya akan berbicara banyak hal ketika sudah merasa dekat dengan orang tersebut.
Sebaliknya, ia akan banyak berbicara padamu ketika ia merasa yakin bahwa kamu adalah teman terbaik yang dapat ia percayai.
Oleh karena itu, ini alasan mengapa seorang introvert seringkali tidak banyak berbicara ketika bertemu dengan orang yang baru ia kenal.
2. Mengisi energi
Diam dalam keheningan adalah cara terbaik seorang introvert untuk mengisi energi mereka setelah lelah seharian beraktivitas di luar.
Karena seorang introvert cenderung mengisi energi mereka dengan kesendirian dan menikmatinya dengan suasana yang hening dan tenang.
Ini berbeda dengan seorang ekstrovert yang cenderung mengisi energinya dengan bertemu dan berinteraksi dengan orang lain.
3. Seorang pengamat
Introvert merupakan tipe kepribadian yang senang mengamati suatu hal, entah itu teman baru, tempat baru, situasi baru atau hal yang lain.
Ketika seorang introvert pendiam, bisa saja ia sedang mengamati dan mendengarkan lawan bicaranya.
Ia juga akan menjawab seperlunya karena merasa takut apabila hal yang ia sampaikan berujung dapat menyakiti perasaan lawan bicaranya.
4. Kurang minat terhadap sesuatu
Seorang introvert akan menunjukkan minat atau ketertarikannya terhadap sesuatu melalui sikapnya.
Apabila ia lebih sering bereaksi, seperti senang atau merasa nyaman, maka ia memiliki minat atau ketertarikan terhadap hal tersebut.
Sebaliknya, apabila ia diam saja atau bahkan dari raut wajahnya menunjukkan ketidaktertarikan, maka ia tidak minat terhadap hal tersebut.
Oleh karena itu, ini mungkin menjadi penyebab mengapa seorang introvert pendiam ketika sedang bersamamu. (*)
Editor : Pebri Mulya