Senin, Januari 20, 2025

10 Petuah Minang yang Sarat Akan Makna kehidupan

Indonesiadaily.net – Budaya Minang adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau dan berkembang hingga sekarang. Kekentalan budaya yang berasal dari Tanah Sumatera tersebut, juga melekat dalam kehidupan masyarakatnya.

Banyak petuah atau pepatah orang Minang yang sarat akan makna kehidupan. Namun, pesan-pesan baik yang ada dalam kata-kata pepatah Minang sebenarnya juga bisa dipelajari oleh siapa saja meski bukan orang Minang.

Berikut merdeka.com membagikan kumpulan kata-kata pepatah Minang yang penuh makna.

1. Alat baulah jo bapatuik makanan banang siku-siku, kato nan bana tak baturuik ingiran bathin nan baliku

Artinya adalah seseorang yang tidak mau dibawa ke jalan yang benar menandakan bahwa mentalnya sudah rusak. Peribahasa ini menggambarkan jika seseorang yang tak mau diberi nasihat dan tak mau memperbaiki diri, maka ia tak lebih dari orang yang sudah rusak mentalnya.

2. Adat biaso kito pakai, limbago nan samo dituang, nan elok samo dipakai nan buruak samo dibuang

Baca Juga  Melon Hijau dan Melon Oranye, Mana Yang Lebih Sehat?

Pepatah ini memiliki arti bahwa kebiasaan yang baik haruslah dipakai, dan kebiasaan yang buruk harus dibuang.

3. Bungkuak saruweh tak takadang sangik hiduang tagang kaluan

Artinya, seseorang yang tidak mau menerima nasehat dan pendapat orang lain, meskipun orang tersebut berada di pihak yang benar sekalipun. Pepatah ini mengingatkan kita untuk menerima kebenaran yang dikatakan orang lain, walaupun itu bertentangan dengan egonya. Sebab yang baik memang tak selamanya indah dan menyenangkan dalam pikiran seseorang.

4. Baban sakoyan dapek dipikua, budi saketek taraso darek

Artinya, beban yang berat dapat dipikul, tetapi budi sedikit terasa berat. Maksud dari pepatah ini adalah seberat apa pun suatu benda, benda tersebut masih bisa dipikul. Sementara orang yang tak berilmu tak pula berbudi akan terasa lebih berat dan akan sangat membebani.

Baca Juga  Intip Tips Cara Halus Menolak Anak Agar Tak Digendong dan Dicium Orang

5. Alah bauriah bak sipasin, kok bakiek alah bajajak, habih tahun baganti musim sandi Adat jangan dianjak

Artinya adalah meskipun tahun berganti dan musim berubah, tetapi pegangan hidup janganlah lepas. Petuah ini mengingatkan manusia untuk selalu berpegang teguh pada prinsip dan aturan hidup.

6. Anjalai tumbuah dimunggu, sugi sugi dirumpun padi. supayo pandai rajin baguru, supayo tinggi naikan budi

Memiliki arti bahwa pengetahuan hanya didapat dengan berguru, kemuliaan hanya didapat dengan budi yang tinggi. Pepatah ini menekankan bahwa ilmu pengetahuan bisa diraih dengan bersekolah atau berguru pada siapa saja.

Sementara kemuliaan hidup dan kehormatan hanya bisa diraih lewat budi pekerti atau perilaku baik.

7. Dimana bumi dipijak disinan langik dijunjuang

Arti dari pepatah di atas adalah ‘dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung’. Pepatah ini sebenarnya sudah sering didengar oleh kebanyaka masyarakat Indonesia. Secara gamblang, pepatah ini mengajarkan kita buat mematuhi dan menghormati adat istiadat tempat tinggal kita.

Baca Juga  Satu Tahun Holding Ultra Mikro, Tingkatkan Kesejahteraan dan Percepat Inklusi Keuangan

8. Baraja ka nan manang, mancontoh ka nan sudah

Pepatah Minang satu ini punya arti, belajar dari mereka yang sudah sukses dan mengambil hikmah dari kegagalan orang lain.

9. Anjalai pamago koto, tumbuah sarumpun jo ligundi, kalau pandai bakato kato, umpamo santan jo tangguli

Artinya adalah seseorang yang pandai menyampaikan sesuatu dengan perkataan yang baik, akan enak didengar dan menarik bagi orang yang dihadapi.

10. Walau kaie nan dibantuak ikan dilauik nan diadang

Arti dari pepatah di atas adalah ‘Bagaimanapun bentuk kailnya bakal bertemu ikan di laut’. Prinsip ini mengajak setiap orang buat memikirkan apa visi dan misi dari sebuah pekerjaan yang dilakukan.

(*)

 

Editor : Fenilya


Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles

Perumda Tirta Kahuripan

Perumda Tirta Kahuripan

Djarum Foundation

Pemkab Bogor